Halaman

Jumat, 17 Juni 2011

Untuk Jalan Surga Ku

Entah berapa kali kucuran air mata itu mengalir.
Asin, melumer ke hatinya.
Perih, sesak, dan terluka.
Aku, yang membuatnya.

Membelokkan huruf-hurufnya.
Menembokkan pandangannya.
Memberanjakkan petuah-petuahnya.
Ahh Banyak sekali....

Maaf berulang mengucap.
Begitu dengan khilaf.
Dia surga ku.
Tapi aku pura-pura tak tahu.

Ibu,,...
Tamparlah aku.
Hancurkan hatiku yang acuh.
Tunjukkan bahwa kau jalan surgaku.