Halaman

Jumat, 24 Februari 2012

Cerita Di Pulau Sempu


 Tahun baru 2012 saya lewati dengan berbagai cerita, saya putuskan untuk bermalam disebuah pulau yang indah(katanya sih, saya belum pernah kesana soalnya). Saya awali touring dengan motor pribadi bersama kawan2 ABRAC'S. Perjalanan yang melelahkan, banyak hal2 menegangkan semacam hampir dicium truk besar, sampai dengan hal cewek cantik penjaga SPBU,,. Singkat cerita sampailah saya dan kawan2 ditempat tujuan, terlihat banyak perahu2 kecil yang ingin dinaiki, seperti pemilik perahu yang segera ingin mendapatkan uang dari hasl sewa perahu2 mereka. Tentu saja saya sudah menyiapkan kamera untuk mengabadikan setiap momen2, dari perjalanan awal, sampai saatlah kami menyeberang ke pulau indah itu.

  Seperti yang kami perkirakan, bahkan akan terlihat lebih menyulitkan, ketika kami bertemu rombongan wisata yang terlihat lelah, lusuh, tubuh penuh lumpur, bahkan ada yang kesakitan karena luka dikakinya. Ternyata benar, sebelum menikmati indahnya pantai itu, kami harus berjalan dimedan lumpur, entah berapa jauh pastinya, dan benar saya orang terakhir dari kawan2 rombongan saya yang sampai ditujuan, hampir menyerah dan tak ada tenaga untuk melanjutkan kaki ini melangkah, namun teriakan gembira dan suara desiran ombak membuat saya mendapatkan energi tambahan untuk melangkah, dengan kaki luka, saya lari menuju pantai yang ada didepan mata saya, ransel saya lemparkan, saya terjunkan langsung tubuh saya ke pantai itu, terasa puas, puas, dan puas. Sampai2 saya enggan lagi bercerita di blog ini, saya lampirkan saja semua foto2 dan video yang berhasil kami dapatkan. Selamat menikmati.


Jumat, 17 Juni 2011

Untuk Jalan Surga Ku

Entah berapa kali kucuran air mata itu mengalir.
Asin, melumer ke hatinya.
Perih, sesak, dan terluka.
Aku, yang membuatnya.

Membelokkan huruf-hurufnya.
Menembokkan pandangannya.
Memberanjakkan petuah-petuahnya.
Ahh Banyak sekali....

Maaf berulang mengucap.
Begitu dengan khilaf.
Dia surga ku.
Tapi aku pura-pura tak tahu.

Ibu,,...
Tamparlah aku.
Hancurkan hatiku yang acuh.
Tunjukkan bahwa kau jalan surgaku.

Minggu, 08 Mei 2011

Rindu Rindu Aizawa

Rindu-Rindu Aisawa (1994)

Posted On 14:56 by Sugi |

Mau nostalgia dulu... ^.^, Ingat Sama film ini ?, yap, nih adalah dorama jepang cukup populer yang sempat diputar di TPI tahun 1994.

Judul Jepangnya :
Ienakiko

Judul Inggrisnya :
Without Family / Homeless Child

Ceritanya tentang seorang anak perempuan malang yang bernama Suzu Aisawa yang tak pernah berhenti dirundung masalah, terutama masalah kemiskinan yang sampai-sampai membuat dia mencuri untuk biaya pengobatan ibunya yang sakit. selain itu cerita percintaan juga ikut mewarnai kehidupan aisawa.
Yah sekilas ceritanya mirip dengan sinetron2 indonesia sekarang.
Pemainnya : Yumi Adachi (suzu Aisawa) dan Dohmoto Koichi (Makimura Harumi)
Rindu-rindu Aisawa 1, adalah saat suzu Aisawa masih SD, dan lanjutannya yang ke-2 adalah saat Aisawa sudah masuk SMP.
Tapi dorama ini betul-betul bad-ending...bukan lagi malah worst-ending - malang benar si aisawa.
setelah cari2 di google, eh ketemu juga lirik lagu indonya : yang masih ingat mungkin bisa nyanyi lagi :

Tetes air mata mengalir sedih
akupun melamun dlm bayang sepi
sungguh ku mengenal semua sifatmu
namun ku tak mampu ucapkan kata

Seakan ada cinta mengikatku
Akupun menangis dlm lamunanku
Kuyakin lamunanku hanya mimpi
namun ternyata kau telah pergi jauh

Dimana adanya cinta sucimu
Dimana adanya harapan hati

** Saat malam tiba bulan pun tenggelam
Kala rasa hati berselimut resah
Saat diri ini mencoba menerjang
Namun ku hanya mampu terdiam

Tambahan : Bagi yang mau, ini aku dapat link filmnya Rindu2 Aizawa. Silahkan :
http://www.indowebster.com/Ienakiko_01.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_02.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_03.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_04.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_05.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_06.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_07.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_08.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_09.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_10.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_11.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_12.html

Yang ini seri ke 2 :
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_01.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_02.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_03.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_04.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_05.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_06.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_07.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_08.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_09.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_10.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_11.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_12.html
http://www.indowebster.com/Ienakiko_2_ep_13.html

Maaf kalo filmnya kurang bagus

Rabu, 02 Maret 2011

Sajak yang sia-sia

Lampu dimatanya masih menyala, masih mencari gelap2 pasrah, berharap dapatkan tatapan yang mendesah.

Ranting2 itu menggetarkan pohonnya, tulus akar memeluk erat, ini, sahabat.

Shubuh yang ke sekian kali, & untuk malam ini, begitu banyak kata yang di ungkapkan diam, dia merasa ramai disaat sepi mulai menginap di kamar2 nafsunya..

Lama tak bersenggama diselangkangan hari, dulu hampir se-ronde, bintang & mentari tak puas, sekarang, coba lagi, bercinta dengan gelap & mentari.

Shubuh yang diam, menari dengan duri2 sepi yang memeluk, air mata jadi suguhan, dalam malam, mabuk akan penantian.

Lama tak bertemu dia dalam mimpi, mungkin dia tak pernah tidur, atau aku tidur dia bangun, sebaliknya barangkali.

Melihat hitam, diam tak bergumam, membuat malam semakin runyam.

Gelap menjerit, seperti rengek-an anak kecil memeluk erat guling ketakutannya, lilin adalah selimut hangat sekasih ibunya.

Cinta tak terbantahkan, lelehan lilin adalah kasih, selalu mengeras kembali, walaupun luka selalu meleburkannya dengan api penghianatan.

Dia yang jatuh cinta dan kecewa pada akhirnya, sekarang menjadi pembunuh yang mengincar 2 buah mata yang membuatnya seperti ini.

Aku titipkan air mataku pada mendung, karena hanya hujan yang mampu membanjiri hatimu yang bisu.

Aku ikan kecil diselokan kecil yang penuh dengan air saat hujan lebat selesai mengguyur, mudah ditangkap anak kecil.

Aku juga sepohon buah ceres yang belum menua, kuat dikala kemarau, mudah ambruk dikala penghujan yang menggila.

Dan aku, terik yang menyengat, serta benih kecil yang tak berdaya pada banjir.

Pengakuan itu seharusnya, seperti titik-titik air yang turun dari awan yang kelam.

Dia pun berlari dengan awan sebagai pijakannya. Sayapnya patah.

Tiada sinar seterang dua bola mata kekasihnya. Dia lagi jatuh cinta.

Makan, tidur, semuanya sulit dilakukan. Cinta mengalahkan naluri manusiawi.

Tiada luka se-perih perpisahan. Dia berkabung, hatinya mendung.

Benci mengalahkan segala emosi. Dia dikhianati. Dendam merajam.

Dingin yang merasuk bersama tetes-tetes embun yang menetes bersama airmata. Tetaplah teringat apa yang membuat luka itu tetap menganga. Aku tidur, tapi hati tidak.

Kunang2 tak mampu brsinar malam ini, dia meminjam redup kelam paling terang dari seorang yg berbahagia, mungkin.

Detak kesunyian sejenak berhenti, menganga melihat airmata merampas tawa, tiada gelak, semua terenggut jiwa yang pagut.

Kesedihan itu sakti, dia yang mampu berdiri diatas airmata.

Lonceng berlari, memunggungi dering yang mengering. Seperti airmata kebahagiaan.

Aku tak tidur semalaman, karena mimpi adalah taman yang kerap kau datangi. Aku tak mau lagi cinta, enggan bermimpi, lagi. Kau yang kuhindari.

Senja membangunkan aku, dengan kemuning termesranya, tapi maaf aku tak cinta kau lagi senja, malam lebih lembut, menciumiku hingga membasahi seluruh jiwaku.

Aku menunggu malam seperti menunggu kekasih, yang tulus menelanjangiku dengan kecupan yang membasah kuyupkan jiwaku.

Cintanya nafsu, seperti bayu yang terbang menggebu, semua disapu, meski tatapan termelas menyorot minta ampun.

Langit jatuh cinta, bukan hangat rembulan, bukan riang seterang sinar, tapi pada dada rembulan, yang terpeluk nyaman.

Bulan terlihat seksi, bukan sabit yang melegit, bukan purnama yang selalu ada. Tapi bulan memakai rok mini, awan dibawahnyapun jatuh cinta.

Cinta bukan api, tapi zat panas sewarna senja yang mampu membakar jiwa.

Kau datang dimataku, bercengkrama dikupingku, lalu beranak pinak diluka-luka masa laluku, kau bunuh. Dan kau pun ikut membusuk, menular diluka lama. Lalu mati. Cinta.

Jantungku berdering, gemetar menari, aku tempatkan cinta disana, karena hatiku sudah mati.

Bagi bintang, rembulan adalah kasih sayang dan malam adalah peraduan hangat dalam pelukan.

Cinta, belai lembut yang sepoi, tatapan sehangat rembulan, dan kesetiaan ombak pada lautnya.

Cinta, embun bagi para gurun2, sekelopak bagi para kaktus2, terang bagi para gulita. cinta, bagimu apa?

Cinta, tiada mengenal senja, pagi menjadi jam mati bagi penikmatnya.

Cinta, setara es batu di swiss, melenggangkan kemarau yang mematikan, mungkin.

Cinta, mampu melawan mata seberat gunung, hanya untuk melihat kehangatannya, mengucapkan kata cinta.

Sabtu, hari yang indah, hari yang pernah mempersatukan kita, kau kini melenggang pergi, bersama sabtu yang lain.

Di hari fucklintine, aku berikan bunga jalan, untuk cintamu yang selamat jalan.

Di hari fucklintine, coklat untukmu tertinggal, untuk cintamu yang selamat tinggal.

Di hari fucklintine, aku enggan pergi, karena cintamu melenggang pergi.

Aku tiduri ciuman mu, dibawah 14 langit biru.

Semacam perasaan lega, karena tak bersua dimimpi, nyata cintamu tak lagi kuharapkan.

Aku masih mencintaimu, sebagai luka yang mendendam.

Pagi ini sama dengan pagi yang kau tawarkan(dulu), hanya tak ada lagi kurasakan embun menitik sejuk menghangatkan jiwa, seperti gerimis yang menjejakkan pelangi untuk langit cintanya.

Kau hebat, air matamu mengalir untuknya yang membasah kuyupkan baju dan dadaku. Manis.

Dan aku pun tak tahu akan hal yang kau sembunyikan padaku saat itu.

Gelap kesepianku tengadah pada gemerlapnya bintang, seperti gemericik airmata langit yang terlupakan karena pelangi menghapusnya.

Kau taruh pisau di matamu, dan dengan gairah aku ciumi airmatamu.

Temaram senja selalu menungguku, seperti kepedihan.

Sunyi malam menggelintirkan hatiku pada padang langitmu, disana aku tertusuk bintang rindumu.

Dalam hatiku taman bungamu, kau renggut semua mekar, kau tanggalkan durinya. Sempurna.

Aku daun rindu yang teranggas, gugur satusatu tertiup angin luka.

Rindu Temaram sinar rembulan, serupa samudra tak berombak, aku yang pasirnya nyaris tak tersentuh.

Aku gagahi kesepian ini, penuh birahi. Sejak kau merenggang dan langgang.

Pagi itu coklat, pernah kulahap lezat, denganmu.

Senja itu tamparan, seperti perpisahan, pahit.

Malam seperti kenangan, yang memaksaku untuk bermimpi dalam angan, memilikimu.

Kau air laut, perih saat mataku mencium mu.

Saat bulan menyentuh purnama, disana kepedihanku semakin nyaman terlentang, bersama kemuning peraduannya yang ranum.

Kau tak pernah mendengar kepedihan ini dinyanyikan rembulan, kau di siang yang esok.

Ku ingin sendiri, kata guguran daun pada ranting yang tak lagi sanggup menciumnya.

ku tahu ku yang kedua, kata udara pada siang yang memeluk pohon.

Kepedihan mencintaiku, seperti air mata yang mencintai baju.

Luka pengkhianatan cinta akan selalu basah, seperti lidah.

Penantian cinta abadi adalah seonggok batu besar yang memeluk airmata.

Saat terik semakin ranum, gelap sunyi mulai menjejaki kepedihan, sinar rembulan takkan mampu memeluk gulita. Aku.

Kau seperti rujak pedas, manis tapi buat mules hatiku.

Hujan telantarkan rinduku, pada lemahmu yang kau injak.

Kerinduanku tak terbalas, serupa air hujan pada kaktus. Sedikit.

Kembali mencintai luka, serupa sepohon mawar tak berkelopak. Kamu.

Aku bulir-bulir pasir yang mengalir dalam getir, cintamu.

Rindangnya airmata kepedihan, tempat luka lelap berteduh. Aku.

Perpisahan sudah memprasastikan jejaknya, percuma kau menjerit, kau takkan mampu meruntuhkannya, rindumu kini nisan.

Kau ciumi aku sampai basah kuyup, dan itu membuat lukaku semakin menganga, karena kemudian kau melenggang pergi.

Aku menapaki kepedihan sendirian, tanpa tau tempat pulang, karena hatimu tak teralamatkan lagi dihatiku.

Saat kerinduan dan luka berpagut, aku telah berpendar dalam ketidak pastian, dustamu terlalu dalam.

Malam terasa lebih larut, saat perasaan kalut yang membelut.

Sajak2 ini sudah terlanjur terluka, langit mata tak henti2nya hujan, membasahi dada, dan luka semakin menganga.

Kepedihanku tengadah pada pagi, menyambut ufuk yang merampas malam kita, dulu.

Mataku sayup, lukaku semakin kuyup, basah karena dustamu.

Selasa, 28 Desember 2010

Kumpulan Sampah

Kerinduan yang pasrah
Oleh Achonk Gag Enag · 07 Desember 2009
Ini bukan syair lagu cinta tak bertuan milik band seventeen. Ini hanyalah curahan hati seorang yang tak berarti, yang mendambakan indahnya, nikmatnya, bahagianya jatuh cinta. Dengan bertaburan kerinduan-kerinduan yang semerbak mewangi. Tapi bukan itu yang ku alami, hanyalah cinta yang tiada jalan, dan kerinduan-kerinduan yang pasrah.


Tiada arti lagi
Oleh Achonk Gag Enag · 02 Desember 2009
Kosong, bagaikan undian palsu dibungkus sabun detergent. Palsu, seperti hp bm. Dan tak berguna seperti limbah se limbah-limbahnya.


Kecuthelan ku
Oleh Achonk Gag Enag · 08 November 2009
Hentikan aku, sadarkan bahwa aku benar2 sendiri...!!!
Sadarkan aku, bahkan dengan tamparan terkerasmu sekalipun...!!! Jerumuskan aku, hingga aku yakin hanya kamu yang aku miliki...!!!


Inilah
oleh Achonk Gag Enag pada 30 Oktober 2009 jam 20:03
Hancur...
Tiada penuntun jalan...
Kelam...
Tiada cahaya dimataku...
Ego mengalahkan segalanya, & hidupku menggantung dibatas keterpurukan.
Aku, tidak lebih baik dari siapapun, bahkan dengan penghuni jeruji kemunafikan. Hancur... Sehancur-hancurnya aku.


Aku untukmu
oleh Achonk Gag Enag pada 27 Oktober 2009 jam 3:56
Aku akan datang. Tunggulah didepan pintumu.
Sekarang, aku masih belajar untuk merangkak, perlahan akan bisa untuk berjalan, bahkan berlari. Biar cepat aku menghampirimu.
Sekarang, aku masih belajar menggenggam, perlahan akan bisa untuk meraih, meraih semua cita kita.
Sekarang, aku masih belajar, belajar untuk bisa menjadi milikmu, & aku akan datang, tunggulah didepan pintumu.


Saat ini
oleh Achonk Gag Enag pada 27 Oktober 2009 jam 4:00
Sepi, sendiri tanpa pasti.
Melayang, hilang & terbuang.
Mengapa getir terus mengalir?
Hingga tiada tawa yang ku bawa.


Kumpulan sampah
oleh Achonk Gag Enag pada 27 Desember 2010 jam 21:37

Sepi itu kejujuranku,,, disana sajak bebas berlari,, walau kaki terpapah,,, terbang puas walau sayap terluka,,, disana puisi adalah sahabat yang menadah airmata berdarah.



Dia besar dijiwaku, tajam menghujam, seperti deras hujan, dia menumbuhkan dendam, jiwapun tak ingin tentram dengan dia yang tertawa melenggang.



Dia bosan jadi hati yang mayat, menghuni nisan2 kerinduan, tak ada sanak cinta yg hirau, hanya peziarah menabur bunga perih berkelopak duri, kini, & sepi.



Cinta turun, syahdu mengayun, seperti denting piano yg mengalun, aku, seperti itu. Tapi sayang, kau tak suka piano, lebih suka gendang. & aku sakit mengerang.



Tak usah berbicara jarak denganku, karena buatku tempatmu berpijak sekarang adalah jahannam.



Embun pagi merengsek, masuk kedalam, ingin merasakan empeduku, karena hatiku tak juga selesai direnovasi.



Yg merenovasi hati saya berkata: hati anda rusak parah, terlalu lama untuk direnovasi.



Dan dgn pertimbangan, untuk menampung cinta, kesedihan, bahagia, kecewa, & dendam, untuk sementara tinggal-lah di EMPEDUKU, karena hati tak lagi guna.



Untuk kamu kamu jg, tak mungkin hati, sebentar, punyaku hanya empedu,



Meninggalkan teras sejenak, mencari yg cinta, mendendam yg dendam, aku, kuasa disini, dimimpi.



Malam ini & sterusnya jgn tidur dihatiku, da kamar kosong dipojok empeduku, terlentanglah disana, karena hati saya sedang direnovasi.



Sebentar,, ku bersihkan dulu empeduku,, biar kamu, kamu betah terlentang diterasnya



Ada hajatan di empedu ku, kontras, kue & minuman legit trsuguh dicawan yg pahit. Kamu mau mampir malam ini, rasakan saja, aku enggan bercerita.



Empedu ku kosong, berdebu, kotor, pintunya rusak & trbuka, tak sprti hatiku yg mayat & trkunci dari dalam.



Ada jalan rahasia disana, menuju yg kamu inginkan, jadikan ada harta karun disana, dgn peta peredam dendam.



Ada kamu dan kamu,, Terlentang di teras empeduku,, menikmati getah pahit yang tersuguh manis,, berunding untuk melegitkan yang sudah dituliskan untuk pahit.



Dia sakit Liver,, tak bisa gunakan hatinya lagi,, untuk mereka-mereka(Lagi),,



aku tak sanggup menyelam, tenggelam, pada hatimu yang dalam.



Tak ada lagi yang kau cari disini,,, hanya ada hati yang busuk,, mati tanpa ada nyawa sebelumnya



Indahnya kepalsuan, sangatlah indah, sakit indahnya.



Senyumku tersayat, pahit melekat. Diam!!! & Nikmati saja cintaku yg mayat.



Tak kukecap yg kukecup, tak terbang & mengambang, bukan fatamorgana yg buatku gundah gulana. Tp kamu, kamu & kamu, hanya itu saja.



Aku pahit, untuk tawa sekalipun. Aku getir, untuk senang sekalipun. Aku bukan hati, aku, empedu.



Dingin, dsini. Yg hangat tak pandai lg mnghangatkan. Aq butuh tabung hatimu yg 3kilo, aq ingin kau meledak disampingku.



Lama tk mnyapa fajar, hangat trsenyum. Tnpa plangi krn tk da air mata, murni embun saja tak sanggup memanggil. & aq ptuskan untuk brcengkrama dgn burung pagi yg bisu.



Kamar ini semakin sempit, sesak, ruangan ini butuh nafas buatan dari kamu kamu, mencoba hidup lagi, mencoba cicipi kopi buatan kamu kamu.



Ramai sekali disini, penuh dgn jeritan2, mencari kamu, aku butuh.



Empedu memang pahit, tapi hanya itu yang aku punya saat ini.



Maaf, bukan aku menutup, atau tak bisa menempatkan kmu disana, tapi aku sudah tak punya hati, aku hanya punya empedu, apa kmu mau menempati empeduku???



Aku yakin tak ada yg mau dgn empeduku, walau hanya sekedar minum teh diterasnya, hanya menunggu kepasrahan, untuk berobat didinding empeduku.



Mati rasa, tak da apapun dsini, diotak, dihati, diempedu pun hanya rumah kosong bagi racun2 dendam & kecewa. Kamu? tidak da jg. Dia,,,? entah...!!!



Suara hujan mengericik, lelah pada yg licik, tak da lagi cinta picik, karena dia menjadi muntah yg jijik



Berhenti untuk mencari, hanya tunggu tuhan yang beri, apa salah?



Pintu hatiku terkunci,,, jika kau mau tunggu saja di kantung empedu, disitu ada tempat untuk menunggu,,, sampai ku temukan lagi kunci hatiku.



Jika kau tak tahu tempat kantong empedu itu,,, tepat di bawah hati yang sempat kau tempati, dulu.



Hey aku mau minum penawar racun, kamu yang di empedu hati2 jatuh ke lubang akhir


ajari aku tidur yang nyenyak malam ini sayang, atau tidak ajari aku menerima esok hari yang indah, ya sayang


Daun gugur itu memutuskan rindu pada ranting yang dulunya erat memeluk, dan lebih memilih meniduri tanah yang sejatinya hanya menginginkan cacing2 pemakan luka.


Dari antah berantah, mungkin bisa membuat kalau.


Sudah, sebelum dia menyudahi, dia telah disudahi.


Kata-katanya yang bisu telah membuat rindu itu menetas, beranak pinak menjadi cinta yang buta.


Hatinya pun tuli, menyisihkan rayu yang berterbangan, topan berasa bisikan.


Padahal kaki kaki janjinya terpeluk tanam, terkubur acuh, mayat, cinta berakhir nisan.


Udah nyampek nyubuh lagi, katup2 enggan menutup, sebentar katanya, menunggu lagu favorit diputar. Lagi.


Dan yang teringkari itu pun terpenuhi, sebuah kata yang bernama janji.

Senin, 08 Maret 2010

Fans Gila Yang Apes

Bagi pecinta musik negeri sendiri,,, semua pasti tau band KOTAK,,,, lagu "Pelan-pelan saja" yang lagi buming dengan 2 bidadari cantik personilnya. aQ salah satu FANS band itu,,, atau lebih dikenal dengan KERABAT KOTAK. Ini cerita kebetulan KOTAK maen dikota tercintaQ,,,, Dengan segala kekuatan & kemampuan,, gimana caranya aQ harus bisa ketemu langsung sama KOTAK,,,

Singkat cerita,,,, aQ sukses nerobos masuk,,, nyamar sebagai crew EO yang garap acara itu,,, satu kata,,, MANTAB....!!!!! Kamera,,, siap,,, seragam KOTAK,,,, siap...!!! N ne koleksi fotonya (gak semua, udh aQ pilih2)



Kamu semua bakal ngerti betapa senengnya aQ setelah kamu liat foto2 itu...,,, bisa ngobrol2 sama semua personil KOTAK,,, salaman sama si cantik chua,,, tos sama si manis Tantri,,,rasanya puuuuuaaassssss....!!!!! Tapi semua gak asyik klo gak ada cerita apes dari si CutheL ini,,, n pastinya tu bener2 terjadi.....!!!!!















Liat aja foto ini,,,,Foto bareng sama Tantri yang aQ idam2kan GATOT alias gagal total,,,, penutup lensa kamera kebuka separoh,,,, aaaarrrrggghhhhhhhhh bener2 sial....!!!!

Senin, 12 Oktober 2009

La Grande Inter

MADRID – Grande Inter Milan. Wakil Serie A ini mengakhiri puasa gelar di pentas Liga Champions. I Nerazzurri mengalahkan Bayern Munich 2-0 di Santiago Bernabeu, Minggu (18/5/2010) dini hari WIB.

Adalah Diego Milito yang menjadi pahlawan Inter dalam final Liga Champions musim ini. Dua gol yang disumbangkan Milito berhasil membawa I Nerazzurri mengungguli Mark van Bommel dkk 2-0.

Bayern yang mengandalkan Arjen Robben sebagai poros serangan, berusaha menekan pertahanan Inter lebih awal. Sayang, tendangan Ivica Olic usai menerima umpan pemain asal Belanda ini masih melebar dari gawang Julio Cesar.

Namun, Inter berhasil unggul 1-0 menit 35. Gol ini diciptakan Diego Milito ke gawang Hans Joerg-Butt, setelah melakukan kerja sama segitiga dengan kiper Cesar dan gelandang Wesley Sneijder.

Berawal dari sebuah tendangan Cesar dari gawang, yang kemudian bola mengarah ke Milito. Selanjutnya, mantan bomber Genoa ini mengirimkan bola kepada Sneijder, yang memberikan umpan matang kepada Milito untuk membobol gawang Butt.

FC Hollywood berusaha keras menyamakan kedudukan. Namun, Inter justru memiliki peluang emas lewat Sneijder. Sayang, sepakan pemain asal Belanda ini masih mampu diselamatkan Butt. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama berakhir.

Skuad Louis van Gaal yang tertinggal berusaha bermain menekan sejak babak kedua dimulai. Sayang, dua kali tendangan keras Robben masih dapat dimentahkan oleh Cesar, yang bermain gemilang dalam laga ini.

Akhirnya, Milito kembali berhasil menggetarkan jala Bayern. Berawal dari aksi individu bomber berkostum 22 ini yang berhasil melewati Daniel van Buyten, kemudian melepaskan tendangan untuk membobol gawang Butt. 2-0 Inter menang.

Dengan demikian, maka ini merupakan gelar ketiga skuad Jose Mourinho di pentas Liga Champions. Terakhir, Inter trofi tertinggi kancah Eropa ini pada musim 1963/1964 dan 1964/1965 saat masih dilatih Helenio Herrera dan terkenal dengan sebutan Grande Inter.

Ini juga menjadi gelar ketiga buat Javier Zanetti dkk musim ini. Sebelumnya, I Nerazzurri berhasil berjaya di kompetisi lokal dengan meraih trofi di kompetisi Liga Serie A dan Copa Italia.

Susunan Pemain:
Bayern Munich: 22-Hans Joerg-Butt; 21-Philipp Lahm, 5-Daniel van Buyten, 6-Martin Demichelis, 28-Holger Badstuber; 10-Arjen Robben, 17-Mark van Bommel, 31-Bastian Schweinsteiger, 8-Hamit Altintop (Klose 63); 11-Ivica Olic (Gomez 73), 25-Thomas Mueller.

Inter Milan: 12-Julio Cesar; 13-Maicon, 25-Walter Samuel, 6-Lucio, 26-Cristian Chivu (Stankovic 68); 4-Javier Zanetti, 19-Esteban Cambiasso, 10-Wesley Sneijder; 9-Samuel Eto'o, 22-Diego Milito, 27-Goran Pandev (Muntary 78).
(hmr)